sovia wd
Rabu, 03 Juli 2013
Minggu, 15 Juli 2012
Manajemen Data SPSS dan WHO Antro
- Nama : sovia wulandari
Nim : 102114346
Nama file
: sovia wulandari
- berdasarkan angka nim terakhir saya, maka file yang akan diolah adalah genap
- file hasil eksport epidata ke spss berekstensi sav dengan nama sovia wulandari.sav
- file syntax sovia wulandarii dieksport ke spss dan disimpan dengan nama sovia wulandari. sps dan ekstensi sps
- file data [file] berisi 9 field dan 8390 record. data kategorik sebanyak 16 field dan data numerik sebanyak 11 field
- simpan file syntax dengan nama yang sama dengan dile data. pastekan disini sintax tentang add value labels variabel didik, kerja, pernah, ukurtb, fundus, tensi, tfe, tt, akseptor, ksepsi alasan, dan rencana
ADD VALUE LABELS kerja
1 'PNS' 2 'Swasta' 3 'Wiraswasta' 4 'Pedagang' 5 'Buruh/T/N' 6 'Lain2'.
ADD VALUE LABELS didik
0 'BH/SD' 2 'SLTP' 3 'SLTA' 4 'P.Tinggi'.
ADD VALUE LABELS sex 1
'Laki-laki' 2 'Perempuan'.
ADD VALUE LABELS
Pernah 1 'Pernah' 2 'Tidak'.
ADD VALUE LABELS
Fundus 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS
Ukurtb 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Tensi
0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Tfe 0
'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS tt 0
'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS
Akseptor 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS
Ksepsi 1 'IUD' 2 'Kondom' 3 'Pil' 4 'Susuk' 5 'Lain2'.
ADD VALUE LABELS
Alasan 1 'Masih Ingin Punya Anak' 2 'Dilarang Suami' 3 'Tdk Sesuai Keyakinan' 4
'Lain2'.
ADD VALUE LABELS
rencana 1 'RS/RSB' 2 'PKM' 3 'Nakes' 4 'Dukun' 5 'Lain2'.
- catat disini jumlah record sebelum didelete 8390 record dan sesudah didelete yang missing tersisa 8382record
- jumlah field sebelum kerja yg missing adalah 8382 dan setelah field erja dicleaning adalah 8380 record
- jumlah record sebelum di delete sistol yang missing adalah sebanyak 8380 record dan setelah dilakukan penghapusan field sistol yang missing tersisa 8129 record see more....
Selasa, 19 Juni 2012
hubungan pola makan dan tingkat stress dg kejadian gastritis
2.1.1 Gastritis
2.1.1.1
Pengertian
Gastritis
merupakan keadaan tingginya asam lambung, akibatnya perut menjadi kembung.
Disertai gejala seperti rasa panas di ulu hati dan bisa juga sampai nyeri
kepala (Indriasari,2009:111).
Secara
umum defenisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada
mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering
ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis
(Danny,2008).
Gastritis
merupakan ganunguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan terutama
lambung. Lambung bisa mengalami kerusakan karena proses peremasan yang terjadi
terus-menerus selama hidup. Selain itu, lambung bisa mengalami kerusakan jika
sering kosong karena lambung meremas hingga dinding lambung lecet atau luka
(Sudarno,2009:30).
2.1.1.2
Gambaran Umum Gastritis
Dalam
keadaan normal, lapisan mukosa atau
selaput lender melindungi dinding lambung terhadap pengaruh asam dan enzim yang
biasanya terdapat didalam cairan lambung. Apabila lapisan itu rusak, asam akan
merusak dinding lambung dan menyebabkan tukak atau luka (Bangun,2004:19).
Ganguan keseimbangan
asam lambung memegang peranan terjadinya gastritis. Peningkatan produksi asam
lambung dapat mencerna dinding lambung itu sendiri sehingga sakit maag pun
terjadi. Padahal, secara normal asam lambung memang perlu diproduksi tubuh
untuk mencerna makanan (Yuliarti,2009:14).
Diagnosis
Kebanyakan
gastritis biasanya tanpa gejala. Keluhan yang dihubungkan dengan gastritis adalah nyeri panas dan pedih pada ulu hati
disertai mual kadang-kadang sampai muntah. Keluhan-keluhan dan juga pemeriksaan
fisik tidak dapat menegakkan diagnosis secara tepat. Diaognosis ditegakkan
dengan cara pemeriksaan endoskopi dan hitopatologi. Pemeriksaan hispatologi
sebaiknya menyertakan pemeriksaan kuman H.pylori (Halim,2009).
Pembagian
Gastritis
Pembagian klinis
gastritis secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu gastritis akut dan
gastritis kronis. Gastritis akut ialah inflamasi akut dari lambung, bias any
terbatas pada mukosa. Sedangkan gastritis kronis ialah lambung yang mungkin
mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis
dari tipe yang spesifik (Danny,2008).
Gastritis
akut dapat dibagi menjadi 2 garis besar yaitu gastritis eksogen akut dan
gastritis endogen akut. Gastritis eksogen akut biasanya disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi
bacterial, dll. Sedangkan gastritis endogen akut adalah gastritis yang
disebabkan oleh kelainan badan (Danny,2008).
Manifestasi
klinik yang biasa muncul pada gastritis akut yaitu, aneroxia, mual, muntah, nyeri
epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia (Adhekrisna,2010).
Gastritis
kronik diklasifikasikan menjadi 3 yaitu gastritis superfisialais, gastritis
atrofikans karonik dan gastritis hipertrofikans kronik. Infeksi kuman
Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting dan termasuk
dalam kelompok gastritis akut (Danny,2008).
Pada
gastritis kronis, kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea dan keluhan anemia dan
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Adhekrisna,2010).
2.1.1.3 Penyebab
Gastritis
Gastritis Helicobacter
Pylori adalah infeksi bakteri yang menyebabkan gastritis kronis, terutama
bagian anturm lambung dan menyebabkan terbaikanya ulcus pada usus dua belas
jari. Terjadinya adenocarcinoma dan ulcus pada lambung secara epiemiologis
dikaitkan juda dengan infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati
angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensensinya lebih tinggi lagi
(Danny,2008).
Gastritis
terjadi akibat makan tidak teratur atau tidak makan apapun dalam waktu relative
lama. Akibatnya, kadar asam lambung meningkat sehingga permukaan lambung
terkikis hingga menimbulkan semacam tukak. Jika pengikisan sudah terjadi,
gastritis pun akan makin berisiko. Gejala penyakit yang muncul tidak lagi
sekedar mual, muntah atau sakit perut, tetapi juga meningkat hingga feses yang
berdarah (Sumanto,2009:124).
Pola makan
yang tidak teratur dapat menimbulkan gejala gastritis seperti perih dan mual.
Hal ini terjadi karena lambung memproduksi asam (disebut asam lambung) untuk
mencerna makanan dalam jadwal yang teratur. Bahkan, saat tidur pun lambung
tetap memproduksi asam walaupun tak ada makanan yang harus dihancurkan (Bahar,2009:42).
Beberapa
penyebab dari Gastritis:
§ makan tidak teratur atau terlambat maka. Biasanya menunggu lapar dulu,
baru makan dan saat makan langsung makan terlalu banyak (Kurnia,2009).
§ Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori. Bakteri
tersebut hidup di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lamung.
Fungsi lapisan lendir sendiri adalah untuk melinudngi kerusakan dinding lambung
akibat produksi asam lambung. Infeksi yangt diakibatkan bakteri Helicobacter
menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang disebut gastritis (Kurnia,2009).
§ Merokok akan merusak lapisan pelindung. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun
ulser. Merokok juga akan meningkatkan
asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko kanker
lambung (Yuliarti,2009:14).
§ Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system persarafan di otak
berhubungan dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa
muncul kelainan dalam lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan
hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian
memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung
terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan hali ini dapatmenimbulkan luka
di dinding lambung (Sari,2008:104).
§ Kurang istirahat (Kurnia,2009)
§ Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri,
seperti Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NSIDs) misalnya aspirin, ibuproven
(Advil, Motrin dll), juga naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat
menyebabkan penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis
(Yuliarti,2009:14).
§ Mengkonsumsi makanan terlalu pedas
dan asam. Minum minuman yang mengandung alcohol dan cafein seperti kopi. Hal
itu dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi
iritasi dan menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung (Kurnia,2009).
§ Alcohol, mengkonsumsi olkohol
dapat mengiritasi (meransang) dan mengikis permukaan lambung (Yuliarti,2009:14).
§ Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak. Cairan ini
diproduksi di hati dan dialirkan ke kantong empedu. Ketika keluar dari kantong
empedu akan dialirkan ke usus kecil (duodenum). Secara normal, cincin pylorus
(pada bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu ke dalam lambung
setelah dilepaskan ke duodenum. Namun, apabila cincin tersebut rusak dan tidak
bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau dikeluarkan karena pembedahan maka
asam empedu akan mengalir ke lambung sehingga mengakibatkan peradangan dan
gastritis kronis (Yuliarti,2009:14).
§ Serangan terhadap lambung. Sel yang dihasilkan oleh tubuh dapat menyerang
lambung. Kejadian ini dinamakan autoimun gastritis. Kejadian ini memang jarang
terjadi, tetapi bisa terjadi. Autoimun
gastritis sering terjadi pada orang yang terserang penyakit Hashimoto’s
disease, Addison’s disease dan diabetes tipe I. Autoimun gastritis juga
berkaitan defisiensi B12 yang dapat membahayakan tubuh (Kurnia,2009).
2.1.1.4 Gejala
Gastritis
Ada
sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita gastritis yaitu mual, perut
terasa nyeri dan perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati).
Biasanya nafsu makan menuarun secara drastic, wajah pucat, shu badan naik,
keluar keringat dingin dan sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar
(Bahar,2009:24).
Menurut
Kurnia: 2009 beberapa gejala pada penderita gastritis antara lain:
·
Sakit yang menggigit di
daerah lambung dan menjalar ke punggung,
perut terasa panas, perih, penuh atau begah
dan kembung.
·
Nyeri ulu hati.
·
Mual dan muntah
·
Nafsu makan menurun
·
Wajah pucat
·
Keringat dingin
2.1.1.5
Pencegahan
Yuliarti
menyatakan bahwa, walaupun kita tidak bisa selalu menghilangkan Helicobacter
pylori tetapi timbulnya gastritis dapat dicegah dengan hal-hal berikut:
1. Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tetapi sering serta
memperbanyak makan makanan yang tepung, seperti nasi, jagung dan roti akan
normalkan produksikan asam lambung. Kurangilah makanan yang dapat mengiritasi
lambung, misalkan makanan yang pedas, asam, di goreng dan lemak.
2. Hilangkan kebiasaan mengonsumsi alcohol. Tingginya konsumsi alcohol dpat
mengiritasi atau meransang lambung, bahkan menyebabkanperadangan dan perdarahan
di lambung.
3. Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh
karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser.
Merokok juga akan meningkatkan resiko kanker lambung.
4. Ganti obat penghilang rasa sakit. Jika memungkinkan, jangan gunakan obat
penghilang rasa sakit dari golongan NSAIDs, seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen. Obat-obatan tersebut dapat mengiritasi lambung.
5. Bekonsultasi dangan dokter. Jika anda menemui gejala sakit gastritis maka
sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untk mendapatkan solusi terbaik..
6. Peliharalah berat badan. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar
di lambung, kembung dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami
kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu, memelihara berat badan agar
tetap ideal dapat mencegah terjadinya gastritis.
7. Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobic dapat meningkatkan detak jantung
yang dapat menstimulasi aktivitas otot usus Pengobatan sehingga mendorong isi
perut dilepaskan dengan lebih cepat. Disarankan aerobic dilakukan setidaknya
selama 10 menit setiap hari.
2.1.1.6
Pengobatan
Gastritis
dapat diatasi dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang dapat mengganggu
lambung (makanan yang terlalu asam dan pedas) serta menghindari makanan yang
bisa membentuk gas sehingga mengakibatkan perut kembung (misalnya ubi dan
nangka). Usahakan makan secara teratur dan tepat waktu apapun kesibukan yang
sedang anda lakukan. Snack juga makanan ringan sangat baik dikonsumsi
disela-sela makan siang dan malam. Jangan lupa sarapan pagi agar tubuh selalu
berenergi (Bahar,2009:42).
Beberapa
cara mengobati gastritis (Kurnia,2009) yaitu:
§ Untuk menurunkan asam lambung bisa menggunakan obat-obat maag yang dijual
bebas. Tapi pengobatan tersebut hanya berlansung sementara karena proses
penyembuhan luka lambung berlansung lama. Walaupun luka tersebut sudah pulih,
namun akan meninggalkan jaringan parut yang mudah sobek apabila terjadi iritasi
karena produksi asam lambung yang berlebihan hingga mengakibatkan sekresi
kelenjar-kelenjar lambung tidak seimbang.
§ Istirahat yang cukup sampai gejala gastritis mereda
§ Sebisa mungkin mengolah tekanan emosional dan selama proses pemulihan
kurangi kerja berat.
§ Mengkonsumsi makanan yang lunak
§ Ramuan tradisional berupa kunyit bisa juga menyembunhkan luka dinding
lambung.
§ Periksakan ke dokter jika penyakit maag terus menerus kambuh karena siapa
tahu penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri.
2.1.2
Stres
Kata
stress sejak awal tahun 1900an digunakan untuk menggambarkan situasi yang
menimbulkan perubahan secara fisik dan psikis dalam diri kita. Sulit untuk
mengartikannya karena stre muncul dalam begitu banyak bentuk, tiap orang
memandang stress secara berbeda-beda.sters dapat menjadi bahaya atau malahan
membantu, tergantung keadaan. Beberapa stre menguntungkan karena memotivasi
kita untuk meningkatkan kinerja dan membuat perubahan-perubahan dalam hidup
kita. Jika kita tidak memiliki stress kita tidak akan melakukan fungsi apapun
(Losyk,2007:10).
Stress
adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan dan
tugas-tugas berat yang harus dihadapi sehari-hari. Ketika tekanan terhadap
tubuh semakin besar, kadang-kadang kita jatuh sakit dan merasakan ganguan
alinnya (Akoso,2009:4).
Saat
menghadapi stress, otak akan meransang sekresi adrenalin. Bahan kimia ini akan
menunju ginjal dan memicu proses perubahan glikogen menjadi glukosa sehingga
mempercepat peredaran darah. Etkanan darah akan meningkat, pernapasan semakin
cepat (untuk meningkatkan asupan oksigen) dan pencernaan pun terkena dampaknya.
Stress bukanlah suatu penyakit, melainkan mekanisme pertahanan tubuh. Namun
jika mekanisme pertahanan ini menjadi kronis maka kita akan menjadi lebih
rentan terhadp penyakit (Akoso,2009).
Ketika
stre terjadi, tubuh akan lansung beradaptasi dengan kondisi tersebut. Reaksi
tubuh merupakan bentuk pertahanan diri. Saat itu system saraf diransang dan
hormone dikeluarkan untuk menajamkan penginderaan, meningkatkan denyut nadi,
memperdalam pernapasan, serta menegakkan otot. Respon inilah yang dikenal
dengan istilah fiht or fight (lawan dari lari) untuk mempertahankan diri
(Wibisono,dkk,2009:4).
Dalam
rangka mengendalikan stres, penting untuk memahami konsekuensi-konsekuensi dari
penyebab stress yang negative serta cara kita bereaksi terhadapnya. Stress
telah di implikasikan sebagai faktor penyebab dalam penyakit jantung, stroke,
kanker, gangguan pernapasan, pengeroposan tulang, gangguan lambung, susah tidur
(insomnia), gangguan psikologis (depresi, bunuh diri), penyakit psikosomatis,
gangguan pada kulit, penyakit-penyakit kronis dan rasa nyeri (Losyk,2007:15).
Stres
bertindak kejam terhadap system pencernaan. Ketika sedang dilanda stres berat,
kelenjar liur dapat menghentikan aliran air liur, atau dalam kasus lain,
mengalirkannya berlebihan. Lambung meningkatkan asamnya sehingga menimbulkan
zat asam, rasa mual dan luka. Akibat lain dari stress dan mungkin yang paling umum adalah diare. Banyak
juga orang yang mengeluhkan tentang kejang otot (kram) di daerah perut
(Losyk,2007).
Stress menyebabkan air dalam sel
keluar sehingga merusak sel, jaringan ikat, ajntung, paru-paru, otak dan organ
tubuh lainnya. Jika sudah rusak, oragan tersebut tidak lagi berfungsi secara
maksimal. Kerusakan dinding sel paling mudah dikenali lewat kondisi kulit anda
(Wibisono,dkk,2009:4).
2.1.3 Pola
Makan
Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu system, cara kerja
atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas,2001). Dengan demikian, pola
makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan
kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam
penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
bahan makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari
merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap
harinya (Anonym,2009).
Pola makan
yang dianjurkan adalah pola yang sumbangan energinya 60-70% berasal dari
karbohidrat , 15-20% dari protein dan 20-30% dari lemak, disamping cukup akan
vitamin, mineral dan serat. Pola makan tersebut terbagi dalam 3 periode yaitu
sarapan, makan siang dan makan malam. Peranan sarapan tidak boleh diabaikan,
karena makanan menentukan kerja tubuh dari pagi hingga siang hari (Gizi.net).
Menurut
Anonym,2009, untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3
kriteria yang harus kita penuhi antara lain:
1.
Jumlah makanan yang kita
konsumsi
Kita harus
menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energy yang dikeluarkan.
Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari energy yang dikeluarkan maka
akan mengalami kelebihan berat badan.
2.
Jenis makanan yang
dikonsumsi
Jenis
makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lamak
dan nutrient spesifik. Karbohidrat
komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat
yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan
makanan yang manis-manis. Konsumsi makanan yang
manis 3-5 sendok makan perhari.
Kebutuhan
tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram perhari. Untuk memenuhinya dianjurkan
untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Konsumsi protein harus lengkap antara
protein nabati dan protein hewani. Sumber protein nabati didapat dari kedele,
temped an tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam,
kambing, kerbau).
Sumber
vitamin dan mineral terdapat pada vitamin A (hati, susu, wortel dan sayuran),
vitamin D (ikan, susu dan kuning telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan dan
kedelai), vitamin K (brokoli, bayam dan wortel), vitamin B(gandum, ikan, susu
dan telur), serta kalsium (sus, ikan dan kedelai).
3.
Jadwal makan
Jadwal
makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah sedikit tapi sering dan
teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Direktorat
Gizi Masyarakat Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Umum Gizi seimbang
sebagai berikut:
1.
makanlah aneka ragam makanan
2.
makanlah makanan untk
memenuhi kecukupan energy
3.
makanlah makanan sumber
karbohidrta setengah dari kebutuhan energy
4.
batasi konsumsi lemak dan
minyak sampai seperempat dari kebutuhan energy
5.
gunakan garam beryodium
6.
makanlah makanan sumber zat
besi
7.
berikan Asi saja pada bayi
sampai umur 4 bulan
8.
biasakan makan pagi
9.
minumlah air bersih, aman
yang cukup jumlahnya
10.
lakukan kegiatan fisik dan
olahraga secara teratur
11.
hindari minum minuman beralkohol
12.
makanlah makanan yang aman
bagi kesehatan
13.
berilah label pada makanan
yang dikemas
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pola makan:
1. Budaya
Budaya
cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak
geografis mempengaruhi makanan yang di inginkannya. Sebagai contoh masih untuk
orang-orang asia dan orientalis, pasta untuk orang-orang italia, carry untuk
orang india merupakan makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai
ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir
amerika utara. Sedangkan penduduk amerika bagian selatan lebih banyak menyukai
goreng-gorengan.
2. Agama/kepercayaan
Agama/
kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh,
agama islam dan yahudi ortodoks mengharamkan daging babi, agama roma khatolik
melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (protestan)
melarang pemeluknya mengkonsumsi the, kopi atau alcohol.
3. Status social ekonomi
Pilihan
seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status
social dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah kebawah atau orang
miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran
yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang
mahal harganya. Kelompok social juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan,
misalnya kerang dan seafood disukai oleh beberapa kelompok masyarakat,
sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
4. Personal preference
Hal-hal
yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan
seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa
kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak kai, begitu pula dengan anak
laki-lakinya. Ibu tidak suka makan kerang, begitu juga dengan anak
perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makan tergantung
asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek
dan nenennya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidanghkan acar.
Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak
suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
Rasa lapar
umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan
kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan
berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan
perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan
dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa enyang dilakukan oleh
system sraf pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Kesehatan
seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang
sakit sering kali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang
orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar daripada makan.
Langganan:
Postingan (Atom)