Minggu, 15 Juli 2012

Manajemen Data SPSS dan WHO Antro


  1. Nama               : sovia wulandari
Nim                  : 102114346
Nama file        : sovia wulandari     

  1. berdasarkan angka nim terakhir saya, maka file yang akan diolah adalah genap
  2. file hasil eksport epidata ke spss berekstensi sav dengan nama sovia wulandari.sav
  3. file syntax sovia wulandarii dieksport ke spss dan disimpan dengan nama sovia wulandari. sps dan ekstensi sps
  4. file data [file] berisi 9 field dan 8390 record. data kategorik sebanyak 16 field dan data numerik sebanyak 11 field
  5. simpan file syntax dengan nama yang sama dengan dile data. pastekan disini sintax tentang add value labels variabel didik, kerja, pernah, ukurtb, fundus, tensi, tfe, tt, akseptor, ksepsi alasan, dan rencana

ADD VALUE LABELS kerja 1 'PNS' 2 'Swasta' 3 'Wiraswasta' 4 'Pedagang' 5 'Buruh/T/N' 6 'Lain2'.
ADD VALUE LABELS didik 0 'BH/SD' 2 'SLTP' 3 'SLTA' 4 'P.Tinggi'.
ADD VALUE LABELS sex 1 'Laki-laki' 2 'Perempuan'.
ADD VALUE LABELS Pernah 1 'Pernah' 2 'Tidak'.
ADD VALUE LABELS Fundus 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Ukurtb 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Tensi 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Tfe 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS tt 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Akseptor 0 'Tidak' 1 'Ya'.
ADD VALUE LABELS Ksepsi 1 'IUD' 2 'Kondom' 3 'Pil' 4 'Susuk' 5 'Lain2'.
ADD VALUE LABELS Alasan 1 'Masih Ingin Punya Anak' 2 'Dilarang Suami' 3 'Tdk Sesuai Keyakinan' 4 'Lain2'.
ADD VALUE LABELS rencana 1 'RS/RSB' 2 'PKM' 3 'Nakes' 4 'Dukun' 5 'Lain2'.

  1. catat disini jumlah record sebelum didelete 8390 record dan sesudah didelete yang missing tersisa 8382record
  2. jumlah field sebelum kerja yg missing adalah 8382 dan setelah field erja dicleaning adalah 8380 record

  1. jumlah record sebelum di delete sistol yang missing adalah sebanyak 8380 record dan setelah dilakukan penghapusan field sistol yang missing tersisa 8129  record                               see more....

Selasa, 19 Juni 2012

hubungan pola makan dan tingkat stress dg kejadian gastritis


2.1.1 Gastritis
2.1.1.1 Pengertian
Gastritis merupakan keadaan tingginya asam lambung, akibatnya perut menjadi kembung. Disertai gejala seperti rasa panas di ulu hati dan bisa juga sampai nyeri kepala (Indriasari,2009:111).
Secara umum defenisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis (Danny,2008).
Gastritis merupakan ganunguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan terutama lambung. Lambung bisa mengalami kerusakan karena proses peremasan yang terjadi terus-menerus selama hidup. Selain itu, lambung bisa mengalami kerusakan jika sering kosong karena lambung meremas hingga dinding lambung lecet atau luka (Sudarno,2009:30).
2.1.1.2 Gambaran Umum Gastritis
Dalam keadaan normal, lapisan  mukosa atau selaput lender melindungi dinding lambung terhadap pengaruh asam dan enzim yang biasanya terdapat didalam cairan lambung. Apabila lapisan itu rusak, asam akan merusak dinding lambung dan menyebabkan tukak atau luka (Bangun,2004:19).
Ganguan keseimbangan asam lambung memegang peranan terjadinya gastritis. Peningkatan produksi asam lambung dapat mencerna dinding lambung itu sendiri sehingga sakit maag pun terjadi. Padahal, secara normal asam lambung memang perlu diproduksi tubuh untuk mencerna makanan (Yuliarti,2009:14).
Diagnosis
Kebanyakan gastritis biasanya tanpa gejala. Keluhan yang dihubungkan dengan gastritis  adalah nyeri panas dan pedih pada ulu hati disertai mual kadang-kadang sampai muntah. Keluhan-keluhan dan juga pemeriksaan fisik tidak dapat menegakkan diagnosis secara tepat. Diaognosis ditegakkan dengan cara pemeriksaan endoskopi dan hitopatologi. Pemeriksaan hispatologi sebaiknya menyertakan pemeriksaan kuman H.pylori (Halim,2009).
Pembagian Gastritis
Pembagian klinis gastritis secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut ialah inflamasi akut dari lambung, bias any terbatas pada mukosa. Sedangkan gastritis kronis ialah lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik (Danny,2008).
Gastritis akut dapat dibagi menjadi 2 garis besar yaitu gastritis eksogen akut dan gastritis endogen akut. Gastritis eksogen akut biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bacterial, dll. Sedangkan gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan (Danny,2008).
Manifestasi klinik yang biasa muncul pada gastritis akut yaitu, aneroxia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia (Adhekrisna,2010).
Gastritis kronik diklasifikasikan menjadi 3 yaitu gastritis superfisialais, gastritis atrofikans karonik dan gastritis hipertrofikans kronik. Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting dan termasuk dalam kelompok gastritis akut (Danny,2008).
Pada gastritis kronis, kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Adhekrisna,2010).
2.1.1.3 Penyebab Gastritis
Gastritis Helicobacter Pylori adalah infeksi bakteri yang menyebabkan gastritis kronis, terutama bagian anturm lambung dan menyebabkan terbaikanya ulcus pada usus dua belas jari. Terjadinya adenocarcinoma dan ulcus pada lambung secara epiemiologis dikaitkan juda dengan infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensensinya lebih tinggi lagi (Danny,2008).
Gastritis terjadi akibat makan tidak teratur atau tidak makan apapun dalam waktu relative lama. Akibatnya, kadar asam lambung meningkat sehingga permukaan lambung terkikis hingga menimbulkan semacam tukak. Jika pengikisan sudah terjadi, gastritis pun akan makin berisiko. Gejala penyakit yang muncul tidak lagi sekedar mual, muntah atau sakit perut, tetapi juga meningkat hingga feses yang berdarah (Sumanto,2009:124).
Pola makan yang tidak teratur dapat menimbulkan gejala gastritis seperti perih dan mual. Hal ini terjadi karena lambung memproduksi asam (disebut asam lambung) untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur. Bahkan, saat tidur pun lambung tetap memproduksi asam walaupun tak ada makanan yang harus dihancurkan (Bahar,2009:42).
Beberapa penyebab dari Gastritis:
§  makan tidak teratur atau terlambat maka. Biasanya menunggu lapar dulu, baru makan dan saat makan langsung makan terlalu banyak (Kurnia,2009).
§  Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori. Bakteri tersebut hidup di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lamung. Fungsi lapisan lendir sendiri adalah untuk melinudngi kerusakan dinding lambung akibat produksi asam lambung. Infeksi yangt diakibatkan bakteri Helicobacter menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang disebut gastritis (Kurnia,2009).
§  Merokok akan merusak lapisan pelindung. Oleh karena itu, orang yang  merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan  asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko kanker lambung (Yuliarti,2009:14).
§  Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system persarafan di otak berhubungan dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa muncul kelainan dalam lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu akan merangsang  sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan hali ini dapatmenimbulkan luka di dinding lambung (Sari,2008:104).
§  Kurang istirahat (Kurnia,2009)
§  Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri, seperti Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NSIDs) misalnya aspirin, ibuproven (Advil, Motrin dll), juga naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis (Yuliarti,2009:14).
§  Mengkonsumsi makanan terlalu  pedas dan asam. Minum minuman yang mengandung alcohol dan cafein seperti kopi. Hal itu dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi  dan menurunkan kemampuan  fungsi dinding lambung (Kurnia,2009).
§  Alcohol, mengkonsumsi olkohol  dapat mengiritasi (meransang) dan mengikis permukaan lambung (Yuliarti,2009:14).
§  Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak. Cairan ini diproduksi di hati dan dialirkan ke kantong empedu. Ketika keluar dari kantong empedu akan dialirkan ke usus kecil (duodenum). Secara normal, cincin pylorus (pada bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu ke dalam lambung setelah dilepaskan ke duodenum. Namun, apabila cincin tersebut rusak dan tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau dikeluarkan karena pembedahan maka asam empedu akan mengalir ke lambung sehingga mengakibatkan peradangan dan gastritis kronis (Yuliarti,2009:14).
§  Serangan terhadap lambung. Sel yang dihasilkan oleh tubuh dapat menyerang lambung. Kejadian ini dinamakan autoimun gastritis. Kejadian ini memang jarang terjadi, tetapi bisa terjadi. Autoimun  gastritis sering terjadi pada orang yang terserang penyakit Hashimoto’s disease, Addison’s disease dan diabetes tipe I. Autoimun gastritis juga berkaitan defisiensi B12 yang dapat membahayakan tubuh (Kurnia,2009).
 
2.1.1.4 Gejala Gastritis
Ada sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita gastritis yaitu mual, perut terasa nyeri dan perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya nafsu makan menuarun secara drastic, wajah pucat, shu badan naik, keluar keringat dingin dan sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar (Bahar,2009:24).
Menurut Kurnia: 2009 beberapa gejala pada penderita gastritis antara lain:
·         Sakit yang menggigit di daerah  lambung dan menjalar ke punggung, perut terasa panas, perih, penuh atau begah  dan kembung.
·         Nyeri ulu hati.
·         Mual dan muntah
·         Nafsu makan menurun
·         Wajah pucat
·         Keringat dingin

2.1.1.5 Pencegahan
Yuliarti menyatakan bahwa, walaupun kita tidak bisa selalu menghilangkan Helicobacter pylori tetapi timbulnya gastritis dapat dicegah dengan hal-hal berikut:
1.      Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tetapi sering serta memperbanyak makan makanan yang tepung, seperti nasi, jagung dan roti akan normalkan produksikan asam lambung. Kurangilah makanan yang dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam, di  goreng dan lemak.
2.      Hilangkan kebiasaan mengonsumsi alcohol. Tingginya konsumsi alcohol dpat mengiritasi atau meransang lambung, bahkan menyebabkanperadangan dan perdarahan di lambung.
3.      Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan resiko kanker lambung.
4.      Ganti obat penghilang rasa sakit. Jika memungkinkan, jangan gunakan obat penghilang rasa sakit dari golongan NSAIDs, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen. Obat-obatan tersebut dapat mengiritasi lambung.
5.      Bekonsultasi dangan dokter. Jika anda menemui gejala sakit gastritis maka sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untk mendapatkan solusi terbaik..
6.      Peliharalah berat badan. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar di lambung, kembung dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu, memelihara berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya gastritis.
7.      Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobic dapat meningkatkan detak jantung yang dapat menstimulasi aktivitas otot usus Pengobatan sehingga mendorong isi perut dilepaskan dengan lebih cepat. Disarankan aerobic dilakukan setidaknya selama 10 menit setiap hari.

2.1.1.6 Pengobatan
Gastritis dapat diatasi dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang dapat mengganggu lambung (makanan yang terlalu asam dan pedas) serta menghindari makanan yang bisa membentuk gas sehingga mengakibatkan perut kembung (misalnya ubi dan nangka). Usahakan makan secara teratur dan tepat waktu apapun kesibukan yang sedang anda lakukan. Snack juga makanan ringan sangat baik dikonsumsi disela-sela makan siang dan malam. Jangan lupa sarapan pagi agar tubuh selalu berenergi (Bahar,2009:42).
Beberapa cara mengobati gastritis (Kurnia,2009) yaitu:
§  Untuk menurunkan asam lambung bisa menggunakan obat-obat maag yang dijual bebas. Tapi pengobatan tersebut hanya berlansung sementara karena proses penyembuhan luka lambung berlansung lama. Walaupun luka tersebut sudah pulih, namun akan meninggalkan jaringan parut yang mudah sobek apabila terjadi iritasi karena produksi asam lambung yang berlebihan hingga mengakibatkan sekresi kelenjar-kelenjar lambung tidak seimbang.
§  Istirahat yang cukup sampai gejala gastritis mereda
§  Sebisa mungkin mengolah tekanan emosional dan selama proses pemulihan kurangi kerja berat.
§  Mengkonsumsi makanan yang lunak
§  Ramuan tradisional berupa kunyit bisa juga menyembunhkan luka dinding lambung.
§  Periksakan ke dokter jika penyakit maag terus menerus kambuh karena siapa tahu penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri.
2.1.2 Stres
Kata stress sejak awal tahun 1900an digunakan untuk menggambarkan situasi yang menimbulkan perubahan secara fisik dan psikis dalam diri kita. Sulit untuk mengartikannya karena stre muncul dalam begitu banyak bentuk, tiap orang memandang stress secara berbeda-beda.sters dapat menjadi bahaya atau malahan membantu, tergantung keadaan. Beberapa stre menguntungkan karena memotivasi kita untuk meningkatkan kinerja dan membuat perubahan-perubahan dalam hidup kita. Jika kita tidak memiliki stress kita tidak akan melakukan fungsi apapun (Losyk,2007:10).
Stress adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan dan tugas-tugas berat yang harus dihadapi sehari-hari. Ketika tekanan terhadap tubuh semakin besar, kadang-kadang kita jatuh sakit dan merasakan ganguan alinnya (Akoso,2009:4).
Saat menghadapi stress, otak akan meransang sekresi adrenalin. Bahan kimia ini akan menunju ginjal dan memicu proses perubahan glikogen menjadi glukosa sehingga mempercepat peredaran darah. Etkanan darah akan meningkat, pernapasan semakin cepat (untuk meningkatkan asupan oksigen) dan pencernaan pun terkena dampaknya. Stress bukanlah suatu penyakit, melainkan mekanisme pertahanan tubuh. Namun jika mekanisme pertahanan ini menjadi kronis maka kita akan menjadi lebih rentan terhadp penyakit (Akoso,2009).
Ketika stre terjadi, tubuh akan lansung beradaptasi dengan kondisi tersebut. Reaksi tubuh merupakan bentuk pertahanan diri. Saat itu system saraf diransang dan hormone dikeluarkan untuk menajamkan penginderaan, meningkatkan denyut nadi, memperdalam pernapasan, serta menegakkan otot. Respon inilah yang dikenal dengan istilah fiht or fight (lawan dari lari) untuk mempertahankan diri (Wibisono,dkk,2009:4).
Dalam rangka mengendalikan stres, penting untuk memahami konsekuensi-konsekuensi dari penyebab stress yang negative serta cara kita bereaksi terhadapnya. Stress telah di implikasikan sebagai faktor penyebab dalam penyakit jantung, stroke, kanker, gangguan pernapasan, pengeroposan tulang, gangguan lambung, susah tidur (insomnia), gangguan psikologis (depresi, bunuh diri), penyakit psikosomatis, gangguan pada kulit, penyakit-penyakit kronis dan rasa nyeri (Losyk,2007:15).
Stres bertindak kejam terhadap system pencernaan. Ketika sedang dilanda stres berat, kelenjar liur dapat menghentikan aliran air liur, atau dalam kasus lain, mengalirkannya berlebihan. Lambung meningkatkan asamnya sehingga menimbulkan zat asam, rasa mual dan luka. Akibat lain dari stress dan  mungkin yang paling umum adalah diare. Banyak juga orang yang mengeluhkan tentang kejang otot (kram) di daerah perut (Losyk,2007).
            Stress menyebabkan air dalam sel keluar sehingga merusak sel, jaringan ikat, ajntung, paru-paru, otak dan organ tubuh lainnya. Jika sudah rusak, oragan tersebut tidak lagi berfungsi secara maksimal. Kerusakan dinding sel paling mudah dikenali lewat kondisi kulit anda (Wibisono,dkk,2009:4).
2.1.3 Pola Makan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu system, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas,2001). Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis bahan makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Anonym,2009).
Pola makan yang dianjurkan adalah pola yang sumbangan energinya 60-70% berasal dari karbohidrat , 15-20% dari protein dan 20-30% dari lemak, disamping cukup akan vitamin, mineral dan serat. Pola makan tersebut terbagi dalam 3 periode yaitu sarapan, makan siang dan makan malam. Peranan sarapan tidak boleh diabaikan, karena makanan menentukan kerja tubuh dari pagi hingga siang hari (Gizi.net).
Menurut Anonym,2009, untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3 kriteria yang harus kita penuhi antara lain:
1.      Jumlah makanan yang kita konsumsi
Kita harus menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energy yang dikeluarkan. Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari energy yang dikeluarkan maka akan mengalami kelebihan berat badan.
2.      Jenis makanan yang dikonsumsi
Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lamak dan  nutrient spesifik. Karbohidrat komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manis-manis. Konsumsi makanan yang  manis 3-5 sendok makan perhari.
Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram perhari. Untuk memenuhinya dianjurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Konsumsi protein harus lengkap antara protein nabati dan protein hewani. Sumber protein nabati didapat dari kedele, temped an tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam, kambing, kerbau).
Sumber vitamin dan mineral terdapat pada vitamin A (hati, susu, wortel dan sayuran), vitamin D (ikan, susu dan kuning telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan dan kedelai), vitamin K (brokoli, bayam dan wortel), vitamin B(gandum, ikan, susu dan telur), serta kalsium (sus, ikan dan kedelai).
3.      Jadwal makan
Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Direktorat Gizi Masyarakat Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Umum Gizi seimbang sebagai berikut:
1.      makanlah aneka ragam makanan
2.      makanlah makanan untk memenuhi kecukupan energy
3.      makanlah makanan sumber karbohidrta setengah dari kebutuhan energy
4.      batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energy
5.      gunakan garam beryodium
6.      makanlah makanan sumber zat besi
7.      berikan Asi saja pada bayi sampai umur 4 bulan
8.      biasakan makan pagi
9.      minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10.  lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11.  hindari minum minuman beralkohol
12.  makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13.  berilah label pada makanan yang dikemas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan:
1.      Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang di inginkannya. Sebagai contoh masih untuk orang-orang asia dan orientalis, pasta untuk orang-orang italia, carry untuk orang india merupakan makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir amerika utara. Sedangkan penduduk amerika bagian selatan lebih banyak menyukai goreng-gorengan.
2.      Agama/kepercayaan
Agama/ kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama islam dan yahudi ortodoks mengharamkan daging babi, agama roma khatolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi the, kopi atau alcohol.
3.      Status social ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status social dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah kebawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok social juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan seafood disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.

4.      Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makan kerang, begitu juga dengan anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek dan nenennya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidanghkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.
5.      Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa enyang dilakukan oleh system sraf pusat, yaitu hipotalamus.
6.      Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit sering kali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar daripada makan.